Kemajuan ilmu dan teknologi pengobatan konvensional yang didukung dengan riset canggih menunjukkan perkembangan yang sangat luar biasa, namun juga membawa efek samping bagi masyarakat pengguna jasanya. Biaya pengobatan yang semakin mahal sekarang ini hampir tidak terjangkau lagi oleh sebagian besar anggota masyarakat yang berkantong tipis. Di samping itu, penyakit yang semakin bandel dan beragam, tidak bisa dipastikan oleh para dokter untuk dapat disembuhkan. Justru yang sering terjadi adalah kesalahan pengobatan (malapraktik) yang berakibat deadly.
Dilema Pengobatan Konvensional
Setelah dilema penggunaan antibiotika tremendous yang menyebabkan kuman-kuman penyakit bermutasi menjadi semakin ganas dan bandel, sekarang muncul keputus-asaan terhadap penyakit kanker yang semakin beragam pula. Ditambah lagi dengan fakta bahwa efek samping pengobatan sering lebih menakutkan daripada penyakitnya itu sendiri. Begitu pula dengan penyakit-penyakit akibat penurunan daya tahan tubuh membuat perburuan penyakit dengan cara konvensional yang lebih mengandalkan pada usaha menghilangkan gejalanya itu, nampak berlangsung bagaikan siklus yang tak berujung.
Dalam keputus-asaan itu, pada tahun 1970-an terjadi terobosan baru yang berani dari Dr. Andrew Weil untuk mencari alternatif pengobatan yang lebih aman. Pakar medis konvensional itu berani keluar jalur konvensi umum untuk memperkenalkan kembali cara pengobatan tradisional, yang semula dijauhi dan dianggap tidak ilmiah karena tidak ada information riset pendukungnya. Padahal pengobatan tradisional yang berbasis pada bahan alami ini secara empiris menunjukkan efek penyembuhan, telah digunakan pada awal-awal period pengobatan sebelum kebangkitan pengobatan Barat yang menjadi dasar pengobatan trendy sekarang.
Menurut Cherie Shehata (1998) banyak sekali alternatif pengobatan yang dapat digunakan untuk membantu penyembuhan penyakit-penyakit tertentu. Hal yang terpenting sebelumnya adalah adanya rasa percaya dari pasien untuk mau menggunakannya dengan harapan bisa sembuh. Pada kenyataannya, banyak orang yang menolak menggunakan cara-cara tersebut, karena takut ditertawakan atau ditolak oleh dokter yang berwenang sebagai petugas kesehatan yang bertanggungjawab.
Sebenarnya keahlian menyembuhkan (artwork of therapeutic) itu adalah keterampilan yang sudah berkembang sejak awal peradaban manusia, yang kemudian berevolusi sesuai dengan kemajuan pengetahuan dan teknologi yang mendukungnya. Industri membuat zat kimia sintetis yang tidak ditemukan di alam menjadi obat trendy yang ampuh, namun sekaligus juga memberikan efek samping (facet impact) yang berbahaya.
Baca juga: Ramuan alami untuk alat pernafasan bagian pertama
Dilema Pengobatan Tradisional
Pertentangan antara cara pengobatan Barat dan alternatif berkembang menjadi semakin tajam. Pengobatan Barat yang berkembang sejak lebih dari 100 tahun yang lalu dengan dukungan industri, menggunakan teknik ilmiah berdasarkan statistik sehingga dianggap lebih aman. Sedangkan pengobatan alternatif yang berasal dari cara pengobatan tradisional, penggunaannya Iebih berdasarkan kepercayaan dari hasil pengalaman yang turun-menurun. Faktanya, kedua cara tersebut dapat memberikan kesembuhan.
Perbedaan mendasar terletak pada konvensi logis yang dikhotomi antara “ya” dan ”tidak” sebagai dasar berpikir pengobatan trendy yang dikenal dengan prinsip paliatif (menghentikan gejala). Cara-cara yang digunakan harus didukung dengan information penelitian ilmiah yang akurat untuk bisa dipertanggungjawabkan sebagai cara pengobatan yang aman. Selain itu, harus ditolak.
Sedangkan dasar pengobatan tradisional mengandalkan prinsip alopati (menyembuhkan) yang memberikan berbagai kemungkinan menurut kaidah fuzzy logic, bisa ”ya” tergantung pada faktor lain yang berperan, dan mungkin pula bisa ”tidak”. Cara pengobatan tradisional menggunakan berbagai pendekatan (holistic) yang sinergik antara tubuh, pikiran dan jiwa (thoughts, physique and spirit). Akibatnya, berkembang cara-cara pengobatan altenatif yang sangat beragam, sekaligus membingungkan. Karena itu, cara-cara pengobatan tradisional ini dijauhi dan dianggap bertentangan dengan ilmu kedokteran trendy atau juga biasa disebut pengobatan konvensional. Dokter yang menggunakannya, dulu dianggap sebagai terkun (dokter dukun) yang harus dikucilkan.
Baca juga: Pengobatan alami keraguan dan kebimbangan masyarakat
Hasil Penyembuhan, Bukan Proses Penyembuhan
Namun, setelah terobosan Dr. Weil terjadilah perubahan drastis yang membuka mata para pakar, bahwa yang terpenting adalah hasilnya, bukan pada caranya. Respons masyarakat terhadap harapan baru tersebut pun ternyata positif, sehingga sebagian besar cara-cara pengobatan tradisional mulai dilirik dokter yang progresif untuk dijadikan sebagai pelengkap (complementing). Sekarang sebagian dari cara-cara tersebut sudah ada yang meningkat lagi menjadi bagian dari cara pengobatan (integrative), misalnya weight-reduction plan, natural, dan akupunktur. Natural yang dimulai dari jamu meningkat ke tahap ekstraksi yang distandarkan dan didukung dengan uji klinis sehingga dapat disetarakan dengan obat trendy.
Bahkan, sekarang ini menurut Blackwelder (1998) sudah mulai terbuka jalinan kedua kutub tersebut yang terintegrasi dari cara pengobatan Barat dengan alternatif menjadi Complementary and Various Drugs (CAM). Alasan utama dari munculnya gabungan kedua disiplin tersebut, adalah:
1. Banyak kalangan masyarakat yang tertarik dengan pengobatan alternatif.
2. Semakin banyak penelitian baru yang mengungkapkan potensi dan bukti penyembuhan dari pasien yang menggunakan cara pengobatan alternatif.
3. Pertimbangan biaya pengobatan yang lebih rasional dan terjangkau oleh banyak kalangan anggota masyarakat.
4. Perlunya komunikasi antara pasien dengan dokter mengenai penyakitnya dan cara pengobatan yang diberikan, yang selama ini diabaikan dalam praktik pengobatan konvensional.
Karena itulah, cara pengobatan alternatif tidaklah dimaksudkan sebagai pengganti cara pengobatan Barat yang menjadi acuan utama sekarang ini, melainkan sebagai pendamping karena masing-masing mempunyai keunggulan yang bila dipadukan dapat menjadi sinergi pengobatan yang lebih ampuh dalam biaya yang wajar. Selain itu. menurut Ullman (1996) pengobatan alternatif disarankan bila cara pengobatan Barat tidak tersedia. atau tidak aman digunakan mengingat efek sampingnya yang dapat berakibat Iebih merugikan bagi pasien. Misalnya, pengobatan kanker yang parah pada seorang pasien wanita muda, dan dokter sudah angkat tangan. Atau pasien Itu tidak bersedia mengalami pengangkatan sebelah dari payudaranya. Sedangkan untuk penyakit yang memerlukan pertolongan segera, sebaiknya diserahkan pada dokter medis.
Yang lebih penting dalam kasus pengobatan alternatif ini adalah standarisasi agar masyarakat dapat memilih jenis pengobatan untuk penyakit tertentu, apa patokannya, dan mana yang harus dilakukan oleh praktisi ahli dan tidak boleh dipraktikkan sendiri (self medicine).
Pada prinsipnya, pengobatan alternatif yang pantas dipertimbangkan itu adalah yang pendekatannya secara empiris (dari pengalaman penggunanya) dapat dibuktikan keberhasilannya dan dapat pula. diajarkan sebagai ilmu kepada orang lain. Karena itu, cara pengobatan lain yang juga dikenal sebagai ”pengobatan alternatif” tetapi hanya mungkin dilakukan oleh orang-brang khusus yang ”terpilih”, misalnya perdukunan dengan menggunakan kekuatan berupa keajaiban atau supranatural (jin dan sebangsanya), tidak termasuk dalam daftar pengobatan alternatif yang pantas disarankan. [Pengobatan Alternatif dan Komplementer]
Baca juga: Cara merebus ramuan jamu dan ramuan herbal