Tanaman Obat Tradisional sangat beragam jenis dan manfaatnya, di Asia khususnya Indonesia Tanaman Obat Tradisional sudah dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari dalam beraktivitas dan menjadi kebiasaan hidup seperti dalam makan, minum dan pengobatan. Sedangkan Aids sendiri menjadi hantu umat manusia selama bertahun-tahun. Mulanya penderita aids hanya terbatas pada mereka yang suka intercourse bebas atau mereka yang gonta-ganti pasangan dan suka jajan. Tetapi akhir-akhir ini aids ternyata dapat menyebar melalui jarum suntik, transfusi darah dan lain-lain.
Tanaman Obat Tradisional menurut Pakar Peneliti
Berbagai komentar dilontarkan orang sehubungan dengan adanya penyakit yang sukar diobati ini. Para pakar ahli pengobatan fashionable berusaha keras menciptakan method yang mampu membasmi virus HIV yang melemahkan daya tahan atau kekebalan tubuh manusia, namun mereka geleng-geleng kepala, obat sudah diciptakan, biayanya mahal, effek sampingannya tinggi namun ternyata khasiatnya nggak janji. Para dokter pun pusing, maka WHO ( Organisasi Kesehatan Dunia ) dan NCI ( Nationwide Most cancers Institute ) di Washington memprakarsai penyelidikan dan pengujian tanaman obat tradisional dari seluruh dunia terhadap virus penyebab AIDS.
Penelitian dan pengujian itu dilakukan selama 5 tahun ( 1987 – 1992 ). Dari 40.000 jenis tanaman obat tradisional, bakteri, lumut kerak dan ganggang laut hanya 15 % yang berpotensi sebagai zat anti HIV.
Dari 15 % yang potensial. itu sebagian besar berupa tanaman daratan yang biasa dipakai sebagai obat tradisional oleh berbagai bangsa, termasuk Indonesia. Berbagai Jenis tanaman obat seperti bawang putih, sambiloto, pepaya, ginseng, lidah buaya, obat Cina Fu Zheng dan obat Tibet Padma 28 sudah lama dipakai untuk menyembuhkan AIDS tanpa penjelasan ilmiah. Setelah diuji in vitro ( dalam tahun g percobaan ) ternyata jamu-jamu itu memang benar anti HIV. Para ahli kemudian berusaha mengujinya lebih lanjut in vivo ( dalam tubuh makhluk hidup ).
Baca juga: Obat alternativ untuk penyakit bronkhitis boleh dicoba di rumah
Realita Tanaman Obat Tradisional
Ekstrak beberapa jenis tanaman obat tradisional dicobakan kepada pasien HIV di Afrika. Salah satu yang ampuh, adalah sejenis kayu hitam Diospryros usambarenis. Ekstrak tanaman ini juga sudah diberikan kepada penderita AIDS di Cina dan Tanzania, baik dalam bentuk tunggal maupun kombinasi dengan ramuan lain.
Di Cina sudah dilakukan uji farmakologi terhadap 27 jenis tanaman obat yang biasa dipakai penduduk sebagai obat anti infeksi. Sebelas jenis di antaranya menunjukkan kegiatan anti HIV ketika diuji dalam tabung. Di antara kesebelas tanaman obat itu ada satu yang sudah lama dikenal di Indonesia yaitu Sambiloto (andrographi paniculata).
Dari Jepang dilaporkan bahwa senyawa dari Glycyrrhizin dari tanaman Glycyrrhiza uralensis ( sejenis akar manis ) yang biasa dipakai dalam ramuan obat batuk hitam ternyata bersifat anti HIV juga. Setelah diberikan dan diminumkan kepada pasien HIV di Jepang ternyata pasien itu sembuh.
Baca juga: Pengobatan tradisional yang bersinergi antara tubuh pikiran dan jiwa
Tanaman Obat di Indonesia
Beberapa tanaman obat tradisional Indonesia kemudian juga diteliti oleh NCI Amerika Serikat seperti puring, belimbing wuluh, pare, pepaya dan tempuyung, padahal tanaman tersebut sudah biasa kita kenal sebagai jamu dan lalapan. Tanaman jamu Indonesia sudah pasti dapat dipakai mengobati AIDS karena sudah terbukti melalui pengujian anti HIV.
DATA TANAMAN OBAT INDONESIA ANTI AIDS MENURUT LAPORAN NCI WASHINGTON AMERIKA SERIKAT 1986 -1993
Nama ilmiah | Nama Indonesia |
Ageratum conyzoides | Babandotan |
Amaranthus spinosus | Bayam Duri |
Amomun rumphii | Galoba Jantung |
Anthocephalus chinensis | Kelempeyan |
Aquilaria microcarpa | Kayu gaharu |
Areca catechu | Pinang |
Artemisia gina | Mungsi arab |
Altemisia vulgaris | Suket gajahan |
Averrhoa bilimbi | Belimbing wuluh |
Blumea balsamifera | Sembung |
Carica papaya | Pepaya |
Centella asiatica | Daun kaki kuda |
Chydenanthus excelsus | Besole |
Cinnanomum burmani | Kayu manis |
CJerodendrum serratum | Segunggu |
Codiaeum variegatum | Puring gading |
Coleus atropurpureus | Jawer kotok |
Coriandrum sativum | Ketumbar |
Costus speciosus | Pacing Si tawar |
Curcuma heyneana | Temu giring |
Dracontomelon dao | Buwah rau koili |
Drypetes longifolia | Bumigaya Batung |
Eclipta prostata | Urang-aring |
Foeniculum vulgare | Adas |
Gendarusa vulgaris | Gandarusa |
Hydrocotyle sibthorpioides | Patikan Cina |
Limnochraris flava | Genjer |
Melaleuca leucadendron | Kayu putih |
Melastoma affine | Harendong |
Momordica charantia | Paria, pare |
Palaquium gutta | Balam |
Parameria laevigata | Kayu rapat |
Pogostemon hortensis | Nilam |
Pterocarpus indicus | Angsana |
Saccharum spontaneum | Tebu salah |
Scoroabcarpus borneensis | Kayu bawang hutan |
Sida rhombifolia | Daun selai |
Sonchus arvensis | Tempuyung |
Spatholobus ferrugineus | Sambangan |
Staurogyne elongate | Godong keji |
Vernonia arborea | Sembung gilang |
Jadi bahan – bahan yang telah akrab di sekitar kita seperti ketumbar, bayam duri, pinang, belimbing wuluh, papaya, daun kaki kuda atau pegagan, puring, temu giring, adas, gandarusa, petikan cina, kayu putih, Pare, tebu, daun selai, tempuyung adalah bahan-bahan yang dapat dijadikan jamu untuk mengobati penyakit AIDS. Bahan bahan tersebut kadangkala Sudah menyatu dengan bumbu masakan kita sehari-hari, atau menirui sayur dan lalapan kita sehari-hari. Orang barat (Eropa – Amerika tentu saja gampang terkena penyakit AiDS, terutama bagi mereka yang doyan Seks bebas, karena dibarat bumbu-bumbu, sayur dan lalapan yang otomatis mengandung zat anti HIV tersebut sangat langka dan jarang mereka santap sebagai makanan sehari-hari. Seandainya orang barat mau menyantap makanan ala Indonesia yang anti HIV maka mereka takkan mudah terkena virus mematikan tersebut.
Kesimpulan
Hendaklah kita yang hidup di Indonesia ini tetap hati-hati dan waspada, Jangan karena biasa menyantap lalapan anti HIV lantas kita sembrono dan lepas kontrol mengumbar nafsu seks dengan sembarang orang, jangan mengorbankan hidup kita dan keluarga kita dengan seks bebas dan “jajan” sembarangan, patuhi norma Agama dan norma kesusilaan di masyarakat. Hidup bersih dan baik lebih menjamin kesehatan dan keselamatan kita. Setiap keluarga hendaknya dianjurkan menyantap hidangan atau sayur atau lalapan anti HIV untuk berjaga-jaga dan untuk meningkatan Imun atau kekebalan tubuh, Misalnnya seminggu sekali kita makan sayur bayam duri, atau menyantap lalapan Pare muda demi keselamatan bersama.
[Ramuan Obat Kuno yang Mujarab]